Laman

Kamis, 20 September 2012

Film Dokumenter

Dokumenter

Tahun 1922 Vertov menampilkan manifestasinya dengan sebutan Kino Pravda (Film Kebenaran). Dalam kesempatan ini, Vertov menyatakan dalam teorinya bahwa : “kamera merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan suatu realitas objektif, melainkan suatu realita berdasarkan apa yang terlihat dan terekam oleh kamera , sebagai mata film.”

Karya film dokumenter Vertov lebih bersifat dokumenter propaganda, yang ditujukan bagi kepentingan penguasa komunis Uni Soviet.

Dokumenter

Fakta yang berdasarkan bukti-bukti dokumenter, catatan tertulis, sumber pelengkap, wawancara kontemporer, dan sejenisnya.

Cinema Varite & Direct Cinema
Salah satu teori yang berkembang sebagai ide dasar film dokumenter yang betul-betul berlandaskan realita, ialah cinema varite’ini. Biasa juga disebut sebagai Spontaneous Cinema, atau oleh Inggris dan Amerika disebut direct Cinema.


Macam-macam Dokumenter

1. Potret (Biografi)

2. Sejarah
3. Perbandingan
4. Kontradiksi
5. Laporan Perjalanan (Travel
6. Ilmu Pengetahuan (edukasi & Instruksional)
7. Nostalgia
8. Reskontruksi
9. Investigasi
10. Assosiation Picture Story
11. Doku Drama (Dokumenter Drama)
12. Diary (Buku Harian)
13. Reportase


Proses Pembuatan

1. Direncanakan

2. Tidak Direncanakan

3. Tidak Sengaja Direncanakan


PERBEDAAN DOKUMENTER DAN FEATURE



“ Jika seorang produser menyiapkan data-data yang benar, menyeluruh, dan tidak memihak tentang sesuatu hal atau seseorang, itulah dokumenter”

“ Jika dia tidak terlalu terikat pada kebenaran dan tujuan awalnya adalah mempengaruhi imajinasi seseorang, walaupun berdasarkan fakta, ini adalah feature”


DOKUMENTER PADA TELEVISI

Secara umum cerita non fiksi dalam format siaran televisi, merupakan gaya bertutur jurnalistik yang dibagi dalam 5 kategori :

1. Berita Aktual (Reportase)
2. Feature
3. Magazine
4. Dokumenter Televisi
5. Dokumenter Seri


Berita Aktual (Reportase)

Bentuk ini dipakai dalam laporan berita report/news. Sebagai contoh pada acara siaran televisi swasta, Liputan 6, Cakrawala, Seputar Indonesia, dsbnya. Dimana ditayangkan sejumlah reportase dokumenter berdurasi pendek dari beberapa peristiwa.


Feature

Suatu bentuk dokumenter berita yang menyuguhkan suatu tema/topik tertentu, dengan mengadakan wawancara, dilengkapi dengan komentar atau narasi. Contoh : Liputas Khusus



MAGAZINE

Ini merupakan suatu paket berita pada acara televisi, yang menyuguhkan minimal 3 tema/topik. Magazine atau biasanya disebut majalah udara pada radio,adalah gabungan uraian fakta dan opini, yang dirangkai dalam satu mata acara.

Contoh : Spektrum di TVRI, Horrison di Indosiar


DOKUMENTER TV

Suatu tema / topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita sesuai dengan keinginan pembuatnnya. Memakai narasi dan ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual picture story. Perbedaan dokumenter dan reportase ialah dokumenter menampilkan suatu peristiwa tidak secara garis besarnya saja, seperti gaya reportase. Dokumenter Televisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab sampai akibat, serta proses kejadian atau peristiwa dari tema tersebut sampai hal ini sama dengan dokumenter film.


DOKUMENTER SERI

Suatu penyuntingan dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa sub tema atau episode. Didalam dokumenter seri sebuah tema disuguhkan dengan memakai gaya bertutur suatu perbandingan atau konradiksi. Contoh : tema ‘kriminalitas’, dalam setiap seri diambil kasus-kasus kriminalitas dari beberapa daerah atau negara.


TAHAP AWAL PRODUKSI DOKUMENTER DAN RANCANGAN PENULISAN


IDE

Ide untuk dokumenter diperoleh dari apa yang kita dengar dan lihat, bukan berdasarkan kahayalan atau ide imajinatif. Rasa ingin tahu yang besar merupakan sumber ide yang tak akan ada habisnya. Akan tetapi untuk mendapatkan ide bagus tidak cukup hanya dari mendengar dan melihat saja. Karena tidak semua peristiwa penting dapat diangkat menjadi topik atau tema bagi sebuah produksi dokumenter.

“Daya kreatifitas yang tinggi, diimbangi dengan kepekaan sosial dan kultural, merupakan titik tolak membuat dokumenter yang menarik.”


KERANGKA KERJA

Pada umumnya dengan treatment sudah dapat berproduksi, skenario baru ditulis ketika proses editing, serta untuk kebutuhan mixing suara dan gambar. Tetapi bagi beberapa dokumenter seperti potret, ilmu pengetahuan, sejarah, skenario harus disiapkan.Fungsi arti treatment dan skenario dapat dibedakan. Treatment berfungsi memberikan gambaran serta informasi tentang apa yang akan diketengahkan. Sedangkan skenario merupakan gambaran visual tentang bagaimana dokumenter tersebut akan digarap atau dikemas.

Beberapa tahapan pada pra produksi
• Ide dasar
• Riset (pengumpulan data)
• Hunting (pengamatan lokasi dan seleksi tokoh)
• Sinopsis
• Proposal (sinopsis, budget, jadwal produksi)
• Check and re-check (data / informasi)
• Treatment (out – line)
• Rancangan Skenario (tidak harus)


RISET

Pengertian riset adalah pengumpulan informasi untuk bahan penulisan, dan kadang diperlukan metode kerja jurnalistik. Penulis dan sutradara perlu terjun langsung dalam riset pengumpulan data/informasi.

Dalam hasil riset kita mendapat suatu kerangka global mengenai tujuan penuturan serta subjek yang akan dipakai. Bagi penulis dan sutradara dengan demikian dapat mengetahui dengan pasti :
1. Mana Informasi penting dan yang kurang penting
2. Bagian informasi mana yang perlu diperdalam / diperluas lagi. 
3. Pada bagian mana dan dimana, sebab dan akibat dari peristiwa, dapat dipakai sebagai penunjang unsur dramatik dan ketegangan.
4. Mana bagian utama dan mana sebagai pelengkap, untuk memberikan arti atau unsur penting bagi produksi nanti.
5. Sutradara dapat mengetahui materi apa saja yang diperlukan, untuk melengkapi visual, yang tak ditemui dilokasi peristiwa . Misalnya pengumpulan bahan-bahan dari museum atau arsip foto/film/film/video


RANCANGAN PENULISAN

Melakukan penulisan hingga penyusunan visual dengan suara/teks, harus diperhatikan agar keduanya tidak mengambang, serta tumpang tindih. Selain itu perhatikan agar tidak terjadi pengulangan informasi visual, yang akibatnya menjadikan narasi atau wawancara kehilangan motivasi untuk menunjang gambar yang ada. 

Apabila membuat dokumenter kebudayaan mengenai kehidupan sebuah suku atau kelompok masyarakat di suatu daerah. Maka perlu pada bagian awal atau intro, di informasikan mengenai letak geografis dari subjek tersebut.
Hal awal yang perlu pula diperhatikan ketika kita memulai menulis ialah : apakah gaya bahasa atau tulisan yang akan dituang didalam skenario bersifat format/serius, semi serius, santai humoris ? Semua ini dapat ditentukan setelah kita mengetahui kelompok sasaran dari dokumenter ini, serta bentuk atau gaya bercerita yang akan kita pakai.
Pada penulisan skenario, kita perlu pula memperhatikan penyusunan kalimat, jangan terlalu bertele-tele. Kalimat harus singkat , jelas, tanpa terlalu banyak menggunakan kasa sambung yang, dengan, lalu, dan. Demikian pula apabila kita mengadakan wawancara, ada orang yang biasa memberikan jawaban sangat singkat, dan ada juga yang
kepanjangan.
Dokumenter televisi lebih banyak menggunakan informasi verbal, dibanding dokumenter film. Hal ini disebabkan, kapasitas informasi visual layar televisi, lebih kecil dibanding layar bioskop.

PERKEMBANGAN DAN KONFLIK
Salah satu unsur mutlak dari dokumenter ialah, perkembangan dan perubahan dari fakta-fakta harus ada, jangan terlalu lama berdiam pada sebuah situasi yang statis, ini akan membosankan penonton. Kadang penjabaran sebuah informasi secara detail butuh prioritas. Maka disini kita dituntut untuk kreatif menciptakan suatu perkembangan adegan sesuai tuntutan periode dari kronologis cerita itu.
Proses perubahan atau perkembangan dapat bersifat Waktu (mis, perubahan musim, dari kemarau ke musim hujan, musim tanam dan musim menuai bagi petani, dsb).
Bersifat Fisik (mis, mendapat rumah, pekerjaan baru atau melakukan perjalanan baru).
Bersifat psikologis (mis, narapidana mendapat kebebasan, seorang anak yang baru bekerja dan menikmati gaji pertamanya, atau seorang dewasa yang baru mulai belajar/menulis.)

Tentang Sinematografi

Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan” sinematografi dari awal. Kemajuan teknologi akan terus berkembang, demikian juga dengan teknologi sinematografi, sehingga kini dikenal dengan sinematografi digital. Kemajuan ini tentu saja akan lebih memudahkan para sineas dalam berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas sinematografi, baiknya kita fahami dulu makna dari sinematografi itu sendiri. Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar‘. Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalam senematografi disebut montase atau montage.

D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu alasan utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. Karena jika bukan untuk bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata Sinematografer Michael Benson.


Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampa[[iframe]] pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan.

Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek untuk masuk ke dunia yang baru

Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan perasaan dalam gambar dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya sutradara, anda dapat memutuskan untuk memilih penampilan film anda sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan biasanya dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik pencahayaan yang sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P untuk memenuhi keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan yang menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan memberikan apa yang dia inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan kesetiaan seorang sutradara.

Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle kamera, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera. Sutradara tahu apa yang dia inginkan. Bagaimana dia mengerjakan ini biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer menawarkan ide dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa banyak atau sebatas mana kolaborasi yang dia inginkan adalah keputusannya

Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya adalah untuk membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini akan menjadi proses yang terus-menerus, ada banyak hubungan dengan sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi teman dekat dalam kolaborasi kami. “
Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana mengatur orang. Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa peran penting sebuah tim. Saya belajar cara menangani lokasi, bekerja sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan sebagai pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach sepanjang karirnya tentang pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat, anda dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak menjadi masalah dengan sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda bekerja yang terbaik. Karena tugas alami seorang kameramen adalah selalu berkata ‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau ‘tidak’ anda tidak dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu menggambarkan ini untuk menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya inginkan pada waktu yang sama, memberikan pegawai apapun yang mereka inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi contoh keseluruhan unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja. Ketepatan waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya bagian dari D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk setiap kru. D.O.P bertangung jawab untuk semua hal yang berkaitan dengan fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi, kebersihan, dll, yang semua itu adalah tanggung jawab mereka
Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film dengan sutradara. Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan sutradara. Ada segitiga sutradara, kamera (dan operator) , serta aktor” Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi segitiga tersebut adalah hal terpenting dari film dan pencerita dapat berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu jika suatu pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada teknologi yang dapat merubah supaya fokus”


Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia juga bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus puller biasanya bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak boleh dipindahkan saat dia masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab terhadap gedung, atau mengatur gedung, mengawasi gedung, setiap konstruksi yang diperlukan untuk mendukung jalur atau pergerakan kereta supaya bisa berjalan. Tingkat dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci sukses pengambilan gambar. Perawatan jalur dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka akan sering membangun atau membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir setiap objek


Gaffer Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan D.O.P. Beberapa D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang dan yang tidak dia inginkan- ini tergantung kepada bagaimana mereka ingin bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada anggota kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya

Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography, dia memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu memberitahukan kamu bahwa kamu dapat belajar dari bayangan daripada dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah, kelembutan, intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat dalam bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk saya, sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya adalah seberapa banyak cahaya yang dapat anda ambil


Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film, untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali setiap detik
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai, mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat
Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup atau menghilang.
Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua gambar yang berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses flashing gambar yang berkelanjutan ini akan membuat otak menganggap tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya lembut. Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam laju ini efek kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau delapan belas gambar baru per detik yang menyebabkan pergerakan dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.
Seiring pergantian abad, laju frame menjad[[iframe]] per detik (fps) menjadi sesuatu yang umum. Saat ini baik kamera dan proyektor masih dengan tuas tangan dan memiliki kecepatan 2 putaran per detik yang akan menghasilkan laju frame, yang sangat nyaman.


Sumber: Dokumentasi Materi Agrimovie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar